Sabtu, 31 Maret 2012

" ObYeK DaN DaYa TaRiK WiSaTa Di KaBuPaTeN KutAi KaRtAnEgArA "

.Waduk Panji Sukarame Tenggarong


Walau kalah pamor dibandingkan pusat rekreasi Pulau Kumala ataupun Museum Mulawarman, kawasan wisata alam Waduk Panji Sukarame yang terletak sekitar 3 km dari pusat kota Tenggarong tampaknya masih tetap diminati para wisatawan lokal atau pelancong dari kota-kota utama di Kaltim.

Terutama pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional, kawasan waduk yang tak lagi difungsikan untuk pengairan ini selalu saja dikunjungi rombongan pelancong atau pasangan muda-mudi dari luar kota seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang maupun kota-kota lainnya.

Salah satu sudut kawasan Waduk Panji Sukarame


Untuk memasuki Waduk Panji Sukarame dikenakan karcis masuk sebesar Rp 500 per orang baik dewasa maupun anak-anak. Selanjutnya para pelancong dapat berjalan kaki mengitari kawasan ini, melihat-lihat koleksi tanaman anggrek atau bersantai duduk-duduk dibawah pepohonan yang rindang sambil menikmati suasana hutan yang tenteram dan sejuk.

“Banyak juga yang datang kesini berombongan hanya untuk beristirahat makan siang seperti rombongan dari Bontang itu,” ujar Amat, salah seorang petugas loket Waduk Panji Sukarame, sambil menunjuk kearah rombongan pelancong yang sedang menyantap makanan dibawah pepohonan. Rombongan yang terdiri dari sekitar 40 orang tersebut tampak dengan lahap menikmati makanan yang mereka bawa sendiri.

Pergola dengan tumbuhan merambat diatasnya memberikan keteduhan bagi para pelancong yang berjalan ditepi waduk

Menurut Amat, biasanya para pelancong dari luar kota tersebut baru mengunjungi Waduk Panji Sukarame setelah berwisata ke Museum Kayu yang letaknya tak jauh dari waduk atau setelah mengunjungi Museum Mulawarman.

Disinggung mengenai tingkat kunjungan ke Waduk Panji Sukarame selama libur lebaran beberapa hari ini, dikatakan oleh Amat bahwa pada hari kedua lebaran cukup ramai dikunjungi. Kemudian pada hari ketiga dan hari keempat kemarin (28/11) cukup sepi dan mulai ramai lagi pada hari ini. “Kemungkinan besok Minggu juga ramai, dan biasanya ada hiburan band di rumah makan itu,” ujar Amat sambil menunjuk sebuah bangunan berlantai dua yang terletak di lereng tepi waduk ini.

Sementara itu, salah seorang pelancong asal Samarinda menyayangkan kondisi Waduk Panji Sukarame yang terkesan tak terurus. “Seharusnya Pemda Kukar juga memperhatikan kawasan waduk ini, coba lihat banyak rumput atau tumbuhan liar menutupi permukaan waduk. Andai dibersihkan kemudian diberi permainan sepeda air, mungkin lebih banyak lagi wisatawan yang datang kesini,” kata Lukman, warga Sempaja, Samarinda.

Pendapat pelancong tersebut memang ada benarnya, hampir 70% permukaan waduk hanya terdiri rerumputan dan tanaman liar yang tumbuh dengan subur. Pemandangan yang sama juga terlihat disekitar kapal Kartanegara, tanaman-tanaman liar tampak tumbuh subur disekeliling kapal bersejarah pemberian Ratu Belanda kepada Sultan Kutai tersebut.

Menurut Lukman yang datang bersama 3 orang temannya ini, jika Waduk Panji Sukarame didandani atau dipercantik lagi, tak menutup kemungkinan kawasan ini juga berpotensi dalam mendongkrak PAD Kukar dari sektor pariwisata. “Jangan hanya Pulau Kumala saja dong yang giat dibangun,” demikian katanya. Bagaimana Dinas Pariwisata Kukar?

.Pulau Kumala



Jika Jakarta punya Dunia Fantasi sebagai salah satu andalan pariwisatanya, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong, memiliki Pulau Kumala sebagai tempat rekreasi utama masyarakat Kutai Kartanegara bahkan masyarakat Kalimantan Timur. Bedanya Dunia Fantasi berada di bibir pantai, sementara Taman Rekreasi Pulau Kumala berada di tengah-tengah Sungai Mahakam.

Kabupaten Kutai Kartanegara ternyata bukan saja sebagai kabupaten yang memiliki kekayaan bahan-bahan tambangnya, tetapi lebih dari itu juga menyimpan potensi pariwisata yang cukup banyak untuk dikembangkan. Salah satunya adalah obyek wisata Pulau Kumala.

Taman Rekreasi Pulau Kumala (TRPK) memang berada dalam pengelolaan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun, pengelolaan itu dilakukan secara profesional. Ini terlihat dengan penataan lokasi-lokasi atau wahana wisata yang terihat sangat apik hingga membuat pengunjung akan terkagum-kagum.

Di bangun sejak tahun 2002, Pulau Kumala sampai saat ini telah berkembang pesat menjadi sebuah taman rekreasi yang menjadi pusat tujuan wisata bagi masyarakat Kaltim. Tidak kurang dari sepuluh wahana permainan yang bisa dinikmati, termasuk sebuah resor dengan harga yang relatif terjangkau.

TRPK relaif mudah dijangkau karena letaknya begitu dekat dengan pusat Pemkab Kutai Kartanegara, Tenggarong. Transportasi menuju Pulau Kumala pun sangat mudah. Anda bisa menggunakan kapal motor yang hanya memerlukan waktu sekitar dua menit dari pelabuhan. Bagi pengunjung yang takut menumpang perahu, pengelola pun menyediakan kereta gantung. Kedua jenis transportasi ini mematok tarif yang sangat murah dan pasti terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Pulau Kumala dahulu merupakan pulau kosong yang selalu tenggelam manakala Sungai Mahakam meluap naik. Pada tahun 2002, Pemkab Kutai Kartanegara melakukan reklamasi dan selanjutnya membangun Pulau Kumala menjadi sebuah taman rekreasi lengkap dengan resor dan alat transportasinya.

Untuk memasuki area TRPK, Anda cuma perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 2.000 untuk sekali masuk. Sementara untuk menikmati wahana yang berada di taman rekreasi ini tarifnya bervariasi dari Rp 1.500 sampai Rp 10.000 untuk satu permainan.

Ada sekitar sepuluh sarana permainan yang bisa Anda nikmati, seperti halnya Dunia Fantasi di Jakarta. TRPK pun menyediakan permainan-permainan yang tidak jauh berbeda, seperti jet coatser, bombom car, komedi putar, sky tower, bahkan gokar dan kereta gantung.

Bagi yang hobi berkeliling, TRPK menyediakan kereta mini yang akan membawa Anda berkeliling untuk menikmati keindahan Pulau Kumala yang luasnya mencapai 81,7 hektar yang ditempuh selama 45 menit. TRPK juga menyediakan arena pemancingan bagi Anda yang hobi duduk sambil menunggu umpan Anda dilahap berbagai jenis ikan.

Bagi Anda yang gemar dengan wisata sejarah, tepat di depan taman wisata Pulau Kumala terdapat Museum Mulawarman yang menyimpan berbagai benda-benda purbakala peninggalan Kerajaan Islam Kutai. Selain itu, di area kompleks museum juga terdapat kios-kios yang menjual berbagai macam cendera mata khas Kutai dan cendera mata khas Kaltim.

Selain kedua tempat pelancongan tersebut, Kutai Kartanegara juga memiliki banyak tempat pariwisata untuk dinikmati, di antaranya Desa Brubus yang berada di sekitar daerah Muara Kaman yang merupakan bekas pusat pemerintahan Kerajaan Kutai. Desa Brubus terletak sekitar 76,8 kilometer dari Kota Tenggarong. Di desa ini dapat ditemui berbagai peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, seperti batu kepala babi dan lesong batu.

Selain di daerah Tenggarong, Muara Kaman, dan Kota Bangun, di wilayah Samboja juga terdapat sebuah tempat wisata yang cukup terkenal, yaitu Wisata Alam Bukit Bengkirai. Bukit Bengkirai merupakan kawasan wisata alam dan petualangan yang terletak di Kecamatan Samboja, sekitar 58 km dari arah Kota Balikpapan.

Kawasan ini merupakan bagian dari hutan hujan tropis yang dilindungi. Dalam kawasan ini terdapat jembatan tajuk yang menjadi daya tarik para wisatawan nusantara dan mancanegara (Kompasiana/Saiful Yazan Samsan)


.Museum Mulawarman

Museum Mulawarman terletak di Kota Tenggarong, Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Museum ini dahulu adalah istana Kesultanan Tenggarong yang dirancang oleh Estourgie dari Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) dan dibangun pada tahun tahun 1936 (pada masa pemerintahan Sultan Adji Mohamad Parikesit). Sebelum dialihfungsikan menjadi sebuah museum, bangunan istana ini pernah terbakar. Kemudian, dibangun kembali pada tahun 1963. Namun demikian, baru pada tanggal 25 Nopember 1971 diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur (waktu itu, H.A. Wahab Syahranie). Lima tahun kemudian, tepatnya tanggal 18 Februari 1976 Museum Mulawarman diserahkan Kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagai catatan, Museum Mulawarman berada dalam lingkungan istana Kesultanan Kerajaan Kutai Kartanegara. Dalam istana itu sendiri terdapat: (1) Balai Kedaton (tempat kediaman Sultan Salehuddin II yang telah dinobatkan sebagai sultan pada tahun 2002); (2) komplek makam para sultan Kutai Kartanegara dan kerabatnya; (3) Masjid Hasanuddin; dan (4) Planetarium Jagad Raya yang digunakan sebagai tempat penampilan visualisasi alam raya.

Koleksi Museum Mulawarman
Museum Mulawarman menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan sultan-sutan Kutai Kartanegara yang ditempatkan pada beberapa ruangan. Pada ruangan bagian depan terdapat singgasana sultan Kutai Kartanegara yang diapit oleh dua arca Lembu Swana. Di bagian belakang singgasana tersebut terpampang dua mozaik gambar Sultan A.M. Soelaiman (Sultan Kutai Kartanegara ke-17) dan A.M. Alimoeddin (Sultan Kutai Kartanegara ke-18), serta lukisan Sultan A.M. Parikesit. Selain singgasana dan gambar beberapa sultan, di ruangan ini terdapat pula payung kebesaran Kesultanan, tiga buah patung perunggu yang berasal dari Eropa, kursi santai yang biasa digunakan sultan untuk beristirahat, rehal atau alas kitab suci Al Quran, kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia dan rusa lokal yang konon biasa digunakan oleh keluarga sultan untuk mengaji, dan sebuah lemari kristal yang di dalamnya tersusun rapi seperangkat alat untuk upacara (pangkon perak, perhiasan, keris, dan tombak).

Pada ruangan lainnya terdapat prasasti Yupa, arca-arca, tenunan khas suku bangsa Dayak Benuaq yang dikenal dengan nama ulap doyo (lengkap dengan alat tenun tradisionalnya), dan ukiran-ukiran khas sukubangsa Dyak Kenyah, Benuaq, Busang, Modang dan Punan. Sedangkan, pada ruang bagian belakang terdapat minirama mengenai lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti yang kemudian menjadi Raja Kutai Katanegara pertama, minirama lahirnya Puteri Karang Melenu yang kemudian menjadi isteri Aji Batara Agung Dewa Sakti, dan dilengkapi pula dengan minirama pertambangan batubara, industri kayu, tanaman khas Kalimantan, dan pesut mahakam.

Selain minirama, di ruangan ini juga terdapat koleksi mata uang kuno yang pernah beredar pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang, pakaian adat dari tiap provinsi di Indonesia, miniatur Candi Brobudur dan Prambanan, tenunan Sumatera, berbagai macam senjata tradisional, alat-alat musik tradisional, serta ratusan keramik kuno buatan Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Eropa yang terletak di ruangan bawah tanah.

Sebagai catatan, karena telah dijadikan sebagai sebuah obyek wisata, maka Museum Mulawarman dibuka untuk umum setiap hari senin sampai minggu dengan tiket masuk sebesar Rp2.500,00 untuk orang dewasa dan Rp1.000,00 untuk anak-anak. Dan, di depan museum juga disediakan fasilitas-fasilitas sebagaimana layaknya obyek wisata lain di Indonesia, yaitu warung-warung atau kios-kios yang menyediakan aneka makanan, minuman, dan cinderamata khas Kalimantan Timur.


.Monumen Pancasila Sakti



 Monumen Pancasila Sakti adalah salah satu monumen paling bersejarah bagi keutuhan Negara Republik Indonesia yang terletak di Lubang Buaya, Pondok Gede atau dekat dengan Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Di sebelah selatannya terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utaranya adalah Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, sebelah timurnya adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah baratnya, Taman Mini Indonesia Indah.

Monumen ini dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektar atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.

Museum sejarah ini di dalamnya terdapat Monumen Pancasila Sakti, museum diorama (miniatur 3D untuk menggambarkan figur para pahlawan revolusi), sumur tua, sebuah ruangan relik, dan lapangan peringatan peristiwa sejarah itu.

Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Kemudian, tempat itu dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).

Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI. Pada masa itu, tanah di seputar bibir sumur tua berdiameter 75 centimeter itu berwarna merah kecokelatan dan kering.

Bagian terdekatnya diberi terali besi bercat merah putih. Di sekelilingnya dipakaikan lantai marmer putih, dan tepat di atas lubang sumur itu tedapat cermin bergantung. Lewat cermin inilah pengunjung bisa menatap dasar sumur yang diberi lampu kecil (pelita).

Beberapa ruang masih tersisa di dalam area monumen ini seperti pusat pelatihan PKI, sumur pembuangan para korban dan Museum Diaroma. Museum Diorama ini berisi patung yang menggambarkan penyiksaan para korban TNI (Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayjen Raden Suprapto, Mayjen Mas Tirtodarmo, Haryono, Mayjen Siswondo Parman, Brigjen Donald Isaac Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo dan Lettu CZI Pierre Andreas Tendean hingga ruang relik berisi miniatur pemberontakan PKI di seluruh Indonesia.

Pemerintah melakukan aksinya untuk menghabisi komplotan PKI sehari setelah kejadian (1 Oktober 1965) dan mayat-mayat itu ditemukan pada 4 Oktober 1965. Operasi ini diawasi langsung oleh Soeharto dan kemudian ke tujuh perwira itu dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Timur yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi kejadian. Dengan adanya kejadian itu, setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resep Mba Yayuk

SAMBAL GORENG TOMAT Bahan : ü   3 sendok makan minyak untuk menumis ü    6 siung bawang merah, diiris tipis ü   5 buah cabai...